Review Film Angkara Murka (2025): Horor Sosial Penuh Simbol dan Amarah Kelas
Film horor Indonesia kini mengalami kebangkitan, tidak hanya sebagai penghibur dengan jump scare murahan, tetapi juga sebagai media kritik sosial yang kuat. Angkara Murka, karya perdana Eden Junjung sebagai sutradara dan penulis, adalah contoh nyata dari sinema lokal yang berani menabrak batas konvensional. Dengan durasi 89 menit, film ini bukan hanya menyajikan kisah mencekam, tetapi juga menggugah pemikiran lewat narasi yang sarat simbol dan lapisan makna.
Sinopsis: Mencari Suami, Menemukan Kebenaran yang Mengerikan
Ambar (diperankan dengan gemilang oleh Raihaanun) adalah seorang ibu muda yang terpaksa bekerja di tambang pasir ilegal di lereng Gunung Merapi setelah suaminya, Jarot, menghilang secara misterius. Di tengah lingkungan yang keras dan penuh bahaya, ia harus menghadapi lebih dari sekadar ancaman fisik—ada kekuatan gaib yang menyelimuti tempat itu, serta trauma sosial dan ketidakadilan yang membekas lama dalam masyarakat.
Namun, Angkara Murka tidak berhenti pada kisah kehilangan. Film ini menjelma menjadi refleksi atas eksploitasi alam, ketimpangan sosial, dan perjuangan perempuan dalam sistem yang patriarkal dan korup.
Penampilan Akting yang Solid dan Sarat Emosi
Raihaanun kembali menunjukkan kapasitas aktingnya yang luar biasa. Karakter Ambar ditampilkan dengan penuh nuansa: kuat namun rapuh, tegar namun terluka. Transformasinya dari seorang ibu putus asa menjadi figur perlawanan menjadi pusat emosional dari film ini.
Pemeran pendukung seperti Whani Darmawan sebagai Raden Broto dan Simhala Avadana sebagai Lukman menambah lapisan misteri dan ketegangan. Meski beberapa karakter sekunder kurang tergali, tokoh Bogel (Alex Suhendra) menjadi kejutan menyenangkan dengan peran kunci yang mencuri perhatian.
Gaya Penyutradaraan: Teatrikal, Atmosferik, dan Simbolik
Eden Junjung membawa gaya visual yang khas. Film ini gelap, literally dan metaphorically. Penggunaan pencahayaan minimal dan sinematografi muram menciptakan atmosfer yang menyesakkan. Setiap adegan terasa seperti potongan lukisan kelam—penuh teka-teki dan konotasi.
Gaya teatrikal terasa kuat dalam blocking dan akting para pemain. Ini mungkin terasa asing bagi penonton umum, tapi memberikan rasa “film festival” yang unik. Ada rasa bahwa segala sesuatu disusun dengan intensi mendalam, termasuk simbolisme pasir, ritual, hingga “demit” yang menjadi metafora kekuasaan korup.
Isu Sosial dan Simbolisme: Kritik Tajam dalam Balutan Horor
Tambang pasir dalam Angkara Murka bukan sekadar latar, melainkan simbol eksploitasi dan ketidakadilan struktural. Penonton diajak menelaah bagaimana kekuasaan bekerja—baik secara vertikal (atas ke bawah) maupun horizontal (antar kelas buruh sendiri). Ketegangan antara kelompok ormas dan buruh mencerminkan strategi pecah-belah yang digunakan penguasa untuk mempertahankan dominasi.
Eden juga menyisipkan komentar soal kesadaran kelas, solidaritas, serta nasib kaum marginal. Ambar bukan hanya tokoh utama, tetapi simbol pemberontakan terhadap sistem patriarkis dan kapitalistik yang tak manusiawi.
Kekurangan yang Perlu Dicatat
Meski memikat dalam banyak aspek, film ini tidak tanpa cela. Beberapa penonton mungkin merasa pacing-nya terlalu lambat di awal, dan beberapa adegan aksi serta CGI terasa kurang halus. Karakter anak Ambar juga terasa kurang tergarap dari sisi cerita dan akting, sehingga kehilangan potensi emosional yang lebih kuat.
Beberapa bagian menjelang akhir terasa seperti kehilangan fokus, terutama saat unsur supranatural lebih dominan. Meski demikian, adegan ritual penutup cukup memberi klimaks yang layak.
Apakah Angkara Murka Bisa Ditonton Online?
(Saat artikel ini ditulis – Mei 2025), film Angkara Murka belum tersedia secara resmi di platform streaming manapun, termasuk Indonesia. Namun, melihat tren distribusi film-film lokal dengan genre serupa, ada kemungkinan film ini akan segera tayang di beberapa platform berikut:
-
Netflix Indonesia: Sering menayangkan film festival lokal dan karya arthouse Indonesia.
-
KlikFilm: Platform lokal yang mendukung karya sineas independen.
-
Bioskop Online: Alternatif streaming yang memfasilitasi film indie berkualitas.
Untuk update resmi ketersediaan streaming film Angkara Murka, Anda bisa pantau melalui laman resmi JustWatch berikut:
👉 Cek ketersediaan streaming Angkara Murka (Mad of Madness)
Kesimpulan: Horor yang Bersuara Nyaring
Angkara Murka adalah horor yang tidak hanya ingin menakuti, tetapi juga menggerakkan. Ia tampil sebagai karya yang menggugah—baik secara visual, naratif, maupun tematik. Debut yang berani dari Eden Junjung ini memperlihatkan masa depan cerah untuk sinema Indonesia yang berani berpikir dan bicara lebih dalam.
Bagi pencinta horor atmosferik, thriller sosial, dan kritik sosial-politik yang dibalut kisah rakyat, film ini adalah tontonan yang wajib dilihat.
Sudah nonton Angkara Murka? Bagikan pendapatmu di kolom komentar dan mari diskusi!
Jangan lupa bookmark halaman ini dan pantau terus update streaming film lokal terbaik hanya di blog kami.