Menelusuri Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024): Kisah Trauma dan Penyembuhan Diri
Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” menceritakan tentang Tari (Prilly Latuconsina) yang berjuang melawan trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari ayahnya, Pras (Surya Saputra). Dengan adiknya yang pergi meninggalkan rumah, Tari menghadapi situasi ini hampir sendirian, hingga ia menemukan kekuatan melalui sebuah kelompok dukungan yang juga diikuti oleh Baskara (Pradikta Wicaksono), seorang laki-laki dengan masalah kontrol emosi.
Sejak tayang di bioskop pada 17 Oktober 2024, film ini langsung menarik perhatian dengan cara ia mengangkat isu-isu sensitif seperti KDRT dan kesehatan mental. Ditambah dengan elemen drama keluarga yang penuh emosi, “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” menawarkan pengalaman menonton yang mendalam dan menyentuh.
Sinopsis Singkat Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024)
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis menghadirkan kisah mendalam tentang Tari (Prilly Latuconsina), seorang wanita yang tumbuh dalam lingkungan keluarga penuh kekerasan, dengan sang ayah Pras (Surya Saputra) yang otoriter dan temperamental. Ibunya, Devi (Dominique Sanda), menjadi korban kekerasan yang terjebak dalam lingkaran trauma generasional. Tari memendam banyak luka batin sejak kecil, namun ia berusaha mencari penyembuhan bersama Baskara (Pradikta Wicaksono) di kelompok pendukung (support group) yang dipimpin Nina (Widi Mulia).
Dibawah arahan sutradara Reka Wijaya, film ini menggambarkan dinamika emosional yang intens antara keluarga dan upaya untuk pulih dari trauma masa lalu. Bolehkah Sekali Saja Kumenangis membawa pesan penting mengenai kesadaran mental health dalam keluarga yang seringkali dianggap tabu untuk dibicarakan.
Menyoal Isu Trauma dan Kesehatan Mental
Film ini dengan cerdas menyajikan bagaimana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menciptakan trauma mendalam, yang bisa berdampak hingga generasi berikutnya. Konflik emosional antara Tari dan Pras serta hubungan dengan ibunya memberi gambaran bagaimana trauma dibentuk dan diwariskan. Film ini mengangkat bahwa penyembuhan dari trauma membutuhkan keberanian luar biasa dan lingkungan suportif, seperti yang ditemukan Tari di support group.
Akting Mengesankan dari Prilly Latuconsina dan Surya Saputra
Prilly Latuconsina sukses menggambarkan perasaan tertekan dan kesedihan mendalam yang dialami karakter Tari. Surya Saputra juga memerankan karakter Pras yang keras dan penuh amarah dengan sangat baik, sehingga membuat penonton merasa emosi campur aduk antara marah dan empati. Melalui interaksi intens antar karakter ini, kita bisa menyaksikan bagaimana trauma keluarga dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan.
Chemistry Antara Tari dan Baskara: Harapan dalam Penyembuhan
Pertemuan antara Tari dan Baskara membawa warna tersendiri di film ini. Baskara, seorang pria yang juga bergulat dengan emosinya, memberikan dukungan yang Tari butuhkan untuk bertahan dan sedikit demi sedikit membuka hatinya. Meskipun romansa antara mereka tidak dihadirkan dengan berlebihan, hubungan keduanya menunjukkan bahwa cinta dan dukungan bisa menjadi jalan bagi seseorang untuk menemukan kembali jati dirinya.
Sinematografi dan Penyutradaraan yang Memukau
Reka Wijaya membawa sentuhan elegan dalam penyutradaraan Bolehkah Sekali Saja Kumenangis. Setiap adegan dipotret dengan sinematografi yang mendalam dan suasana yang penuh emosi. Penonton diajak merasakan rasa sakit, trauma, dan perjuangan karakter untuk bangkit dengan cara yang halus dan penuh kepekaan. Film ini juga tidak berlebihan dalam mengeksplorasi adegan kekerasan, namun tetap mampu menyampaikan emosi yang mendalam.
Pacing dan Narasi
Meskipun narasi film terkadang terasa sedikit terpotong-potong, ritme cerita cukup baik untuk melibatkan emosi penonton. Adegan-adegan penting, terutama yang berkaitan dengan kekerasan, disampaikan dengan cukup halus untuk menghindari kesan berlebihan namun tetap penuh makna.
Platform Streaming yang Mungkin Menayangkan Film Ini
Saat ini, film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis masih tayang di bioskop sejak 17 Oktober 2024. Meski begitu, melihat tingginya minat penonton, ada kemungkinan besar film ini akan hadir di layanan streaming populer di Indonesia. Berdasarkan tren, film lokal dengan tema serupa biasanya hadir di platform seperti Disney+ Hotstar, Netflix, atau WeTV dalam beberapa bulan setelah tayang di bioskop.
Untuk informasi terbaru mengenai ketersediaan streaming film ini, kamu bisa mengunjungi JustWatch Indonesia.
Kesimpulan: Alasan untuk Menonton Film Ini
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis tidak hanya tentang KDRT atau trauma, tetapi juga mengenai penyembuhan dan dukungan sosial. Setiap karakter memendam luka dan kesedihan yang nyata, relatable bagi banyak penonton. Bagi yang pernah mengalami atau menyaksikan trauma dalam keluarga, film ini bisa menjadi refleksi yang menguatkan.
Menonton Bolehkah Sekali Saja Kumenangis mengajak kita merasakan emosi yang dalam, dan mungkin, membantu menyembuhkan sedikit dari trauma yang kita miliki. Jangan lewatkan film ini di bioskop dan pantau terus ketersediaannya di layanan streaming kesayangan Anda!
Ayo Tonton dan Jangan Lewatkan Momen Mengharukan di Bolehkah Sekali Saja Kumenangis
Tidak ada salahnya sekali-sekali kita membiarkan diri kita menangis bersama Tari, merasakan emosi yang dihadirkan film ini, dan mungkin saja, menyembuhkan sedikit dari trauma yang kita miliki. Jangan lewatkan film ini di bioskop terdekat, dan pantau terus ketersediaannya di layanan streaming kesayangan Anda!