Ulasan Film: “Danyang: Mahar Tukar Nyawa” (2024)
Tanggal Rilis: 7 November 2024
Sutradara: Faozan Rizal
Penulis Naskah: Tarmizi Abka, Moammar Emka
Pemeran Utama: Wulan Guritno, Bhisma Mulia, Sahila Hisyam, Egi Fedly
Sinopsis Singkat
“Danyang: Mahar Tukar Nyawa” berkisah tentang perjuangan cinta Galang (Bhisma Mulia), seorang pemuda miskin yang nekat mencari jalan pintas demi menikahi Resti (Sahila Hisyam), gadis kaya yang dicintainya. Cinta mereka ditentang oleh keluarga Resti karena perbedaan status sosial. Galang kemudian terpaksa mencari bantuan dari makhluk gaib, Danyang, untuk meraih mimpinya, dengan syarat yang tak ringan — mengorbankan nyawa sebagai tumbal.
Cerita Cinta dan Pengorbanan yang Gelap
Dalam kondisi putus asa, Galang menemui Ki Randu (Egi Fedly), seorang dukun sakti, yang memperkenalkannya pada ritual pesugihan. Dengan melakukan perjanjian dengan roh Danyang, Galang diberi kesempatan untuk mendapatkan kekayaan dan cinta Resti. Namun, perjanjian tersebut mengancam keselamatan Resti, hingga akhirnya ibunya, Dasmi (Wulan Guritno), harus berjuang keras menyelamatkan putrinya dari ancaman kutukan tersebut.
Galang, yang harus terus memberikan tumbal untuk menjaga kekayaannya, mulai terjebak dalam lingkaran gelap pengorbanan. Bersama Dasmi, mereka melakukan segala cara untuk menukar tumbal dan menghindari maut yang mengintai.
Unsur Horor dan Pesan Moral
Film ini menghadirkan kisah pesugihan dan keputusasaan yang berujung pada teror batin dan fisik. Tak sekadar horor biasa, “Danyang: Mahar Tukar Nyawa” menyuguhkan ketegangan psikologis yang mendalam tentang keputusan-keputusan ekstrem demi cinta, serta konsekuensi tragisnya.
Tema utama yang diangkat adalah tentang pengorbanan dan kutukan yang melibatkan roh gaib. Film ini juga menampilkan sisi kelam dari keputusan manusia ketika berhadapan dengan pilihan sulit dalam hidup. Dalam film ini, sosok Dasmi menunjukkan sisi keibuan yang rela mengorbankan segalanya demi keselamatan anaknya. Konflik cinta, pengorbanan, dan keputusasaan menjadi bumbu utama yang membuat cerita lebih menarik.
Visual dan Sinematografi
Disutradarai oleh Faozan Rizal, yang juga menyutradarai “Habibie & Ainun” (2012), film ini menyuguhkan visual yang cukup mencekam. Namun, beberapa penonton mungkin merasa kurang puas dengan penggunaan color grading yang inkonsisten. Adegan-adegan mistis di lokasi angker seperti Gunung Srandil dan Segoro Sewu disajikan cukup apik, memberikan atmosfer yang mendukung nuansa horor.
Sayangnya, film ini memiliki kelemahan pada dialeg bahasa Jawa yang tidak sepenuhnya natural serta beberapa dialog yang terdengar kurang meyakinkan. Meski begitu, penampilan para aktor cukup membantu menghidupkan karakter-karakter dalam film ini, terutama Wulan Guritno yang berhasil membawakan peran ibu yang kuat dan penuh emosi.
Karakterisasi dan Pengembangan Plot
Salah satu kelemahan utama dalam “Danyang: Mahar Tukar Nyawa” adalah kurangnya kedalaman karakterisasi yang membuat beberapa tokoh terasa kurang simpatik dan relatable bagi penonton. Galang sebagai karakter utama tidak cukup membuat penonton merasa iba, sehingga sulit bagi sebagian orang untuk terhubung secara emosional dengan perjuangannya. Plot yang berfokus pada jalan pintas dan pesugihan terasa repetitif, dan pada beberapa titik, alur cerita cenderung lambat.
Meski film ini mencoba menggali sisi gelap manusia dengan mengusung tema pesugihan, kurangnya fokus pada pengembangan karakter membuat pengalaman menonton terasa datar bagi sebagian penonton.
Penampilan Aktor
Wulan Guritno berhasil mencuri perhatian sebagai Dasmi, karakter ibu yang melindungi anaknya dari kutukan gelap. Aktingnya yang solid dan emosional memberikan kedalaman pada kisah drama di balik horor ini. Bhisma Mulia sebagai Galang juga mampu menampilkan emosi tertekan meski tak terlalu kuat dalam pengembangan karakter. Sahila Hisyam yang memerankan Resti memberikan performa yang cukup baik, meski ruang untuk karakter tersebut tergolong terbatas dalam alur cerita.
Prospek Ketersediaan di Platform Streaming
Film “Danyang: Mahar Tukar Nyawa” saat ini masih tayang di bioskop Indonesia. Berdasarkan tren perilisan film horor lokal, kemungkinan besar film ini akan tersedia di layanan streaming dalam beberapa bulan mendatang setelah tayang di bioskop. Platform seperti Disney+ Hotstar, Netflix, atau Vidio mungkin menjadi pilihan yang memungkinkan, karena layanan ini sering menyediakan film-film Indonesia terbaru setelah masa penayangan bioskop berakhir.
Untuk update ketersediaan film ini di platform streaming, silakan pantau JustWatch yang menyediakan informasi terkini tentang layanan streaming di Indonesia.
Kesimpulan
“Danyang: Mahar Tukar Nyawa” adalah film horor yang menarik dengan tema pesugihan dan pengorbanan demi cinta. Meskipun memiliki beberapa kelemahan dalam karakterisasi dan plot, film ini tetap berhasil menciptakan atmosfer horor yang gelap dan penuh ketegangan. Jika Anda menyukai film yang mengangkat cerita rakyat dan mitos lokal, serta tidak keberatan dengan adegan horor yang mungkin agak klise, film ini bisa menjadi pilihan yang layak untuk ditonton.