Review Film “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception” (2025) – Sekuel yang Kehilangan Arah?
Film horor Indonesia terus berkembang, menghadirkan berbagai kisah yang memadukan elemen supernatural dengan thriller psikologis. Salah satu yang cukup dinanti di tahun 2025 adalah “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception”, sekuel dari film pertamanya yang dirilis pada 2022.
Disutradarai oleh Johansyah Jumberan, film ini kembali mengangkat kisah Amelia (diperankan oleh Widi Mulia), yang harus menghadapi teror baru di rumah lamanya saat bersiap menyambut kelahiran bayinya. Namun, apakah film ini berhasil membawa angin segar dalam genre horor, atau justru jatuh dalam jebakan sekuel yang dipaksakan? Mari kita bahas lebih dalam.
Sinopsis Singkat
Setelah kepergian suaminya, Amelia memutuskan kembali ke rumah lamanya bersama dua anak angkatnya, Alani dan Vito. Keputusan ini tidak hanya membawa kembali kenangan lama, tetapi juga membuka pintu bagi teror yang lebih mengerikan.
Dokter Imam, yang awalnya tampak membantu, menyarankan Amelia untuk pindah rumah sakit demi keselamatan persalinannya. Namun, keputusan ini malah menyeretnya ke dalam konspirasi yang mengancam nyawa. Amelia, Alani, Vito, dan Bara harus berjuang menghadapi ancaman yang semakin nyata demi keselamatan keluarga mereka.
Ulasan Mendalam: Ketika Sekuel Gagal Meningkatkan Kualitas
1. Plot yang Dipaksakan dan Minim Inovasi
Dibandingkan dengan film pertamanya, “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception” terasa seperti tambal sulam cerita tanpa inovasi berarti. Alih-alih menghadirkan kisah baru yang lebih segar, film ini justru seperti menjahit ulang plot lama dengan tambahan adegan yang kurang berdampak.
Bahkan, benang merah dari film pertama terasa diputus begitu saja, membuat kesinambungan cerita menjadi lemah. Dengan judul “Deception” (Tipu Muslihat), ekspektasi terhadap elemen misteri dan thriller sebenarnya cukup tinggi, namun eksekusinya justru terasa dangkal dan kurang menggigit.
2. CGI dan Efek Visual yang Tidak Konsisten
Salah satu aspek yang mencuri perhatian adalah penggunaan CGI bayi dalam film ini. Sayangnya, efek visual yang seharusnya menciptakan atmosfer horor justru malah terlihat kurang realistis, mengingatkan penonton pada CGI khas sinetron. Hal ini membuat beberapa adegan yang seharusnya menyeramkan malah terasa menggelikan.
Namun, dari segi sinematografi, film ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding pendahulunya. Color grading terlihat lebih rapi, meskipun beberapa elemen visual seperti penggunaan kabut berlebihan di malam hari terasa dipaksakan dan justru mengganggu pengalaman menonton.
3. Sound Design yang Berlebihan
Jika ada satu hal yang sangat mengganggu di film ini, maka itu adalah sound design. Musik latar yang terlalu ramai, efek suara petir yang berlebihan, hingga scoring yang terkesan berlebihan membuat film ini justru melelahkan secara audio.
Alih-alih membangun ketegangan, efek suara ini justru membuat penonton merasa jenuh dan kelelahan. Beberapa momen yang seharusnya memberikan kejutan malah kehilangan daya kejutnya karena sudah didahului oleh suara efek yang berlebihan.
4. Akting dan Penyutradaraan yang Kurang Maksimal
Dari segi akting, para pemeran di film ini tampaknya mengalami kesulitan untuk menyampaikan emosi secara natural. Dialog yang terdengar cringe, serta eksekusi adegan yang terasa canggung, membuat beberapa momen kehilangan esensinya.
Sementara itu, penyutradaraan Johansyah Jumberan juga kurang maksimal dalam membangun atmosfer horor yang benar-benar menegangkan. Beberapa adegan yang seharusnya bisa dieksekusi dengan lebih subtil justru terasa terburu-buru dan kurang dieksplorasi secara mendalam.
Kesimpulan: Sekuel yang Gagal Meningkatkan Kualitas
“Iblis Dalam Kandungan 2: Deception” adalah contoh bagaimana sebuah sekuel bisa kehilangan arah jika tidak dirancang dengan matang. Dengan plot yang dipaksakan, CGI yang kurang maksimal, sound design yang berlebihan, serta akting yang kurang meyakinkan, film ini terasa lebih sebagai produksi asal jadi ketimbang peningkatan dari film pertamanya.
Meskipun ada beberapa aspek positif seperti peningkatan sinematografi, secara keseluruhan, film ini masih menyisakan banyak PR besar yang harus diperbaiki jika memang akan ada sekuel berikutnya.
Kapan dan di Mana Film Ini Bisa Ditonton?
Saat artikel ini ditulis, “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception” masih belum tersedia di platform streaming mana pun. Namun, ada kemungkinan film ini akan segera hadir di beberapa layanan streaming di Indonesia, seperti:
✅ Netflix Indonesia
✅ Disney+ Hotstar
✅ Prime Video
✅ VIU
Untuk informasi lebih lanjut mengenai ketersediaan streaming, silakan pantau tautan berikut:
🔗 Cek di JustWatch
Selain itu, jangan lupa untuk mengikuti akun Instagram resmi film ini untuk pembaruan lebih lanjut:
🔗 Instagram “Iblis Dalam Kandungan”
Tonton Juga Film Pertama!
Jika belum menonton film pertamanya, Anda bisa mengecek review dan informasi lengkapnya di tautan berikut:
🔗 Review “Iblis Dalam Kandungan” (2022)
Apakah Anda sudah menonton “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception”? Bagikan pendapat dan ulasan Anda di kolom komentar! Jangan lupa untuk follow media sosial resmi film ini untuk update terbaru. Jika Anda pencinta film horor, cek juga rekomendasi film serupa yang wajib ditonton tahun ini!