Review Film “Kemah Terlarang: Kesurupan Massal” (2024)
Tragedi mistis yang diangkat dari kisah nyata di Yogyakarta.
“Kemah Terlarang: Kesurupan Massal” adalah film horor terbaru di Indonesia yang terinspirasi dari kejadian nyata kesurupan massal di sebuah perkemahan siswa di Yogyakarta pada tahun 2016. Disutradarai oleh Ginanti Rona dan ditulis oleh Lele Laila bersama Ginanti, film ini mengangkat cerita yang melibatkan unsur mistis, budaya Jawa, dan konflik antara dunia manusia dan alam gaib. Film ini menghadirkan para pemain berbakat seperti Callista Arum, Nayla D. Purnama, dan Fatih Unru.
Meskipun memiliki potensi besar untuk menjadi horor yang menegangkan, film ini justru sedikit tersendat dalam eksekusi alur cerita dan pengembangan karakter, sehingga mempengaruhi pengalaman menonton secara keseluruhan.
Plot dan Alur Cerita
Film ini dimulai dengan kisah Rini (Callista Arum), seorang siswi SMA yang mengikuti kegiatan kemah di Hutan Wana Alus. Tujuannya bukan sekadar berkemah, tapi juga untuk membuktikan ketangguhannya serta mendekati Miko (Fatih Unru), ketua panitia yang diam-diam ia sukai. Namun, kegiatan kemah yang awalnya terlihat normal perlahan berubah menjadi pengalaman menakutkan ketika satu per satu peserta kerasukan oleh kekuatan jahat yang tidak terlihat.
Sebelum perkemahan dimulai, Mbah Sonto, seorang kuncen desa setempat, sudah memperingatkan mereka untuk tidak mengganggu tempat-tempat tertentu di hutan. Sayangnya, peringatan itu diabaikan oleh panitia, dan peristiwa kesurupan massal pun tak terhindarkan. Puncaknya terjadi ketika Rini, yang tengah memerankan Roro Putri dalam pentas seni, kerasukan arwah sang putri yang asli. Dari sinilah kesurupan menyebar ke peserta lain, menciptakan kekacauan besar di dalam kemah.
Film ini menggabungkan unsur mistis dengan budaya Jawa yang kental. Misalnya, penggunaan bahasa Jawa Krama Inggil dalam beberapa dialog dan pementasan teater tradisional di tengah film menambah nuansa lokal yang otentik. Di samping itu, banyak penonton akan dihadapkan pada konsep-konsep spiritual dan kepercayaan Jawa seperti weton dan beras kuning yang diyakini mampu mengundang makhluk halus.
Pengembangan Karakter dan Akting
Salah satu kekuatan utama film ini adalah penampilan aktor utamanya, terutama Nayla D. Purnama yang memerankan salah satu siswa yang kerasukan. Adegan kerasukan yang intens dari Nayla memberikan sentuhan realistis pada film, meskipun karakter yang ia mainkan terasa kurang matang dari segi pengembangan.
Sayangnya, pengembangan karakter lainnya, termasuk karakter Rini, terasa kurang mendalam. Rini, yang awalnya diperkenalkan sebagai sosok yang kuat dan berani, justru ditampilkan sebagai karakter yang kurang intelektual saat menghadapi peristiwa-peristiwa mistis di sekitar perkemahan. Karakter Miko pun terasa kurang berdimensi, meski menjadi salah satu tokoh sentral dalam cerita.
Kelebihan dan Kekurangan Film
Sebagai film horor, “Kemah Terlarang: Kesurupan Massal” berhasil menciptakan atmosfer yang mencekam, terutama dengan latar hutan yang gelap dan mistis. Namun, kekurangan besar film ini terletak pada naskahnya. Penulis naskah, Lele Laila, seolah-olah mengulang formula dari film horor sebelumnya, “KKN di Desa Penari”. Alur cerita terkesan berulang dan eksposisi yang panjang justru tidak memberikan dampak besar pada resolusi cerita.
Sementara itu, unsur mistis yang seharusnya menjadi daya tarik utama justru kurang dieksplorasi dengan baik. Film ini terasa bingung dalam menentukan fokus antara horor supernatural atau drama spiritual yang mendalam. Akibatnya, film ini kehilangan momentum di beberapa bagian, membuat penonton merasa ada potensi yang terbuang.
Prediksi Layanan Streaming di Indonesia
Saat artikel ini ditulis, “Kemah Terlarang: Kesurupan Massal” masih tayang di bioskop Indonesia. Namun, mengingat tren film horor Indonesia yang sukses di platform streaming, ada kemungkinan besar film ini akan tersedia di layanan streaming dalam beberapa bulan ke depan. Platform seperti Disney+ Hotstar, yang sebelumnya menayangkan “KKN di Desa Penari”, bisa menjadi salah satu kandidat kuat untuk mengakuisisi hak tayang film ini.
Selain itu, Netflix dan Prime Video juga sering menambah koleksi film horor Indonesia ke dalam perpustakaannya. Bagi penggemar yang tidak sempat menonton di bioskop, sebaiknya tetap memantau layanan streaming tersebut untuk informasi lebih lanjut tentang ketersediaan film ini.
Kesimpulan
“Kemah Terlarang: Kesurupan Massal” adalah film horor dengan potensi besar yang diangkat dari kisah nyata. Meskipun alur ceritanya tidak sekuat yang diharapkan, film ini tetap mampu memberikan pengalaman menegangkan dengan sentuhan mistis dan budaya Jawa yang kental. Bagi penikmat film horor, film ini patut ditonton, meski dengan ekspektasi yang tidak terlalu tinggi terkait pengembangan cerita dan karakter.
Dengan atmosfer mencekam dan akting beberapa pemain yang kuat, film ini masih layak dinikmati oleh para penggemar genre horor supernatural.
