Review Film Pembantaian Dukun Santet (2025): Ketika Teror, Mitos, dan Sejarah Tak Bertemu di Tengah Jalan
(Ditulis pada Mei 2025 – film ini saat ini belum tersedia di layanan streaming, namun diperkirakan akan segera tayang di platform seperti Netflix, Prime Video, atau KlikFilm.
Sekilas Tentang Film
-
Judul: Pembantaian Dukun Santet
-
Durasi: 92 Menit
-
Sutradara: Azhar Kinoi Lubis
-
Penulis: Aura Gemintang, JeroPoint, Baskoro Adi Wuryanto
-
Pemain Utama: Kevin Ardilova, Aurora Ribero
Sinopsis: Teror Mistis Berbalut Konflik Sosial
Film Pembantaian Dukun Santet mengambil latar konflik sosial yang kelam: pembunuhan massal terhadap mereka yang dituduh sebagai dukun santet pada akhir tahun 1990-an. Dengan latar sebuah pesantren yang tiba-tiba menjadi pusat teror, film ini menyoroti perjuangan seorang santri bernama Satrio (Kevin Ardilova) dalam menghadapi rentetan peristiwa supranatural yang brutal dan membingungkan.
Satu per satu ustaz dan santri dibunuh secara misterius. Di tengah kekacauan dan atmosfer penuh teror, Satrio berusaha menyelamatkan diri, melindungi orang tuanya, dan mengungkap siapa atau apa sebenarnya dalang dari kekacauan tersebut.
Kelebihan Film: Visual, Vibe Horor, dan Jumpscare yang Intens
Secara visual, film ini tidak mengecewakan. Dari sinematografi yang cukup niat sampai ambience horor yang dibangun dengan baik, kita bisa lihat bahwa film ini memiliki produksi yang serius.
Jumpscare-nya? Banyak dan intens. Bahkan terlalu banyak. Bagi penggemar horor yang suka dengan ketegangan mendadak, bagian ini cukup memuaskan. Bahkan, ada beberapa adegan pocong yang cukup lama dan intens yang bisa bikin jantung berdebar.
Kevin Ardilova dan Aurora Ribero juga patut diapresiasi. Chemistry mereka cukup kuat, dan penampilan mereka, meski kurang diberi ruang pengembangan, tetap menyelamatkan film dari kehampaan total.
Kekurangan Film: Naskah Kabur, Karakter Kosong, Terlalu Banyak Teror Tak Bermakna
Namun, di sinilah film ini tergelincir. Sejak menit awal hingga sekitar satu jam berjalan, saya jujur bertanya-tanya: ini film mau dibawa ke mana? Judulnya “Pembantaian Dukun Santet”, tapi narasinya terasa berputar-putar tanpa arah yang jelas.
Semua karakter – bahkan ustaz dan tokoh penting – tidak diberi ruang untuk berkembang. Tidak ada emosi, tidak ada koneksi. Bahkan sampai film selesai pun saya tidak hapal nama-nama mereka. Mereka seperti hanya pion untuk menjadi korban dari teror yang tak henti-henti.
Motifnya? Tidak ada kejelasan. Bahkan sosok hantu yang mengikuti karakter Aurora Ribero tidak memiliki narasi yang utuh. Muncul dan menghilang tanpa makna. Ending-nya pun terasa tergesa-gesa, tanpa penjelasan yang cukup untuk semua kejadian yang telah terjadi.
Elemen Sejarah yang Ditinggalkan
Yang paling disayangkan, film ini mencoba mengangkat salah satu sejarah paling kelam dalam masyarakat Indonesia: pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh sebagai dukun santet pada 1998. Tapi alih-alih menggali sejarah itu dengan serius, film ini hanya menjadikannya tempelan belaka.
Tidak ada konteks politik, sosial, atau budaya yang dijelaskan. Tidak ada keberanian untuk mengulik trauma kolektif atau refleksi moral dari kekerasan massa yang terjadi. Ini adalah missed opportunity besar yang membuat film kehilangan potensi untuk menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar parade teror.
Audio & Musik: Heboh Tapi Tak Mengikat Emosi
Scoring film ini cenderung heboh, bahkan sering terlalu ramai sampai mengganggu fokus saya dalam menonton. Alih-alih menambah suasana, justru musiknya sering membuat saya terdistraksi dari cerita. Ini ironis, mengingat alur ceritanya sendiri cukup datar di pertengahan.
Body Horror dan CGI: Setengah Matang
Body horror dalam film ini lumayan berani. Tapi kombinasi antara efek praktikal dan CGI terasa tidak konsisten. Ada momen yang terasa nyata, tapi tak sedikit juga yang terlihat kasar dan malah terlihat konyol. Setannya pun, jujur saja, beberapa malah terlihat seperti karakter dari drama dangdut mistis daripada film horor serius.
Prediksi Platform Streaming: Akan Tayang di Mana?
Hingga artikel ini ditulis, Pembantaian Dukun Santet (2025) belum tersedia untuk ditonton secara online. Berdasarkan tren distribusi film lokal sebelumnya, ada kemungkinan film ini akan rilis di platform streaming berikut dalam beberapa bulan ke depan:
-
Netflix – yang sering mendapatkan hak siar film-film horor Indonesia
-
Prime Video Indonesia – aktif membeli hak tayang film lokal
-
KlikFilm – langganan film horor lokal, termasuk yang bernuansa mistis dan sejarah
Untuk mengecek ketersediaan terbarunya, Anda bisa memantau melalui tautan berikut:
👉 JustWatch Indonesia – Pembantaian Dukun Santet
Kesimpulan: Horor Lokal yang Tanggung dan Kehilangan Makna
Film ini tidak benar-benar jelek, tapi juga sangat jauh dari kata bagus. Ia punya potensi – dari isu yang diangkat, suasana horor yang dibangun, hingga akting dua bintang utamanya. Namun, semuanya terasa setengah matang.
Tidak ada benang merah yang kuat, tidak ada tujuan karakter yang jelas, dan konflik yang dipaparkan tidak pernah benar-benar diselesaikan. Film ini seperti ingin jadi banyak hal sekaligus – horor supranatural, slasher, sejarah kelam, sampai drama pesantren – tapi gagal memadukannya.
Jika Anda penggemar horor lokal dan punya waktu luang, film ini masih bisa ditonton demi sensasi jumpscare dan adegan-adegan mistis. Tapi jika Anda mencari narasi yang dalam dan kuat, Pembantaian Dukun Santet mungkin akan membuat Anda merasa capek secara emosional… dan spiritual.
Apakah kamu sudah menonton Pembantaian Dukun Santet? Apa pendapatmu soal alur dan karakternya? Atau kamu masih menunggu tayang di platform streaming? Yuk bagikan opinimu di kolom komentar atau pantau ketersediaannya di JustWatch. Jangan lupa bookmark blog ini untuk update review film horor lokal terbaru lainnya!