Watch Perang Kota (2025) Streaming

Perang Kota (2025)

82154 votes, average 7.0 out of 10

Review Film Perang Kota (2025): Drama Cinta dan Perang dalam Simfoni Visual Menakjubkan

Film Perang Kota (This City Is a Battlefield) garapan Mouly Surya adalah salah satu proyek layar lebar paling ambisius dalam dunia perfilman Indonesia belakangan ini. Diadaptasi dari novel klasik “Jalan Tak Ada Ujung” karya Mochtar Lubis, film ini bukan sekadar drama perang biasa. Ia hadir sebagai melodrama emosional yang mengupas sisi paling manusiawi dari para pejuang kemerdekaan, dengan sentuhan visual bergaya arthouse yang memanjakan mata.

Judul Internasional: This City Is a Battlefield
Sutradara: Mouly Surya
Penulis Naskah: Mochtar Lubis & Mouly Surya
Pemain Utama: Chicco Jerikho, Ariel Tatum, Jerome Kurnia


Sinopsis Singkat Film Perang Kota

Mengambil latar tahun 1946, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, film ini mengikuti kehidupan Guru Isa (Chicco Jerikho), seorang mantan pejuang dan guru sekolah yang ditugaskan dalam misi rahasia untuk mengguncang pusat kekuasaan kolonial Belanda. Namun di balik misinya, bergolak pula kisah rumah tangga yang retak antara Isa dan Fatimah (Ariel Tatum), istrinya, yang diam-diam menjalin hubungan dengan Hazil (Jerome Kurnia), murid Isa yang juga rekan seperjuangan.


Visualisasi yang Menawan dan Mewah

Tidak dapat disangkal bahwa kekuatan utama Perang Kota terletak pada sinematografinya. Format layar 4:3 yang digunakan memberi kesan klasik dan intim, menciptakan pengalaman sinematik yang terasa eksperimental namun tetap elegan. Set design yang merefleksikan Jakarta era 1940-an terasa hidup, dari gang sempit hingga detil kecil seperti poster propaganda dan kendaraan antik.

Kamera menangkap suasana dengan gerakan yang tenang namun tajam—sesekali kita dibuat terpana oleh permainan cahaya yang menyerupai lukisan. Ini bukan jenis film yang membombardir dengan ledakan atau efek CGI, tetapi menyajikan perang sebagai latar yang melankolis dan reflektif.


Drama Cinta Segitiga yang Penuh Luka

Cerita cinta dalam Perang Kota bukan sekadar pelengkap. Justru inilah nadi emosional film. Fatimah sebagai istri yang tertekan secara emosional dan fisik memberikan performa kuat lewat akting Ariel Tatum. Hubungan gelapnya dengan Hazil menjadi pelarian dari kenyataan pahit hidup bersama Isa, yang menderita disfungsi seksual dan trauma masa perang.

Namun, pengembangan karakter Isa terasa kurang dalam. Meskipun Chicco Jerikho berhasil menampilkan Isa sebagai sosok pendiam dan penuh beban, motivasi batinnya kurang digali sehingga terasa seperti enigma yang tak pernah terbuka sepenuhnya.


Isu Tempo dan Pacing yang Kontras

Film ini berjalan dengan ritme lambat di bagian tengah. Bagi sebagian penonton, ini menciptakan rasa jenuh. Bagi yang lain, justru menjadi ruang untuk merenung. Tidak ada ledakan dramatis seperti yang dibayangkan dari judulnya. Tidak ada adegan perang besar-besaran di kota. Semua lebih berupa misi bunuh diri penuh kontemplasi.

Barangkali inilah perbedaan mencolok antara Perang Kota dan ekspektasi penonton mainstream. Ini bukan Inglourious Basterds versi Indonesia. Ini adalah surat cinta untuk mereka yang terjebak antara cinta, ideologi, dan kehampaan pasca-kolonialisme.


Akting dan Karakterisasi: Kekuatan dan Kelemahan

Para pemeran pendukung tampil memukau, memberi dimensi yang lebih kaya pada cerita. Namun, sayangnya akting utama justru terasa kaku di beberapa momen penting. Bahasa baku dan pengucapan yang terlalu teatrikal menjauhkan penonton dari kedalaman karakter.

Terlepas dari itu, transformasi Ariel Tatum sebagai Fatimah patut diacungi jempol. Ia berhasil membawa emosi yang kompleks—setia tapi sekaligus memberontak, lembut tapi juga kuat.


Skor Musik dan Desain Suara yang Ikonik

Musik dalam film ini tidak hadir sebagai latar belakang semata, melainkan sebagai elemen naratif. Violin yang dimainkan Isa menjadi simbol perasaannya yang terpendam. Komposisi musik menggema di momen-momen sunyi, memberi resonansi emosional yang dalam.


Makna Dibalik Judul dan Kiasan Simbolik

Judul “Perang Kota” terasa ambigu. Apakah kota yang dimaksud adalah Jakarta? Atau justru kota dalam diri para tokohnya yang sedang berperang dengan batin masing-masing?

Dialog penuh metafora seperti “Apa salahnya mati demi kemerdekaan?” membuat film ini lebih dekat pada puisi ketimbang propaganda sejarah.


Ketersediaan Streaming di Indonesia

Saat artikel ini ditulis (April 2025), film Perang Kota belum tersedia untuk ditonton secara resmi melalui platform streaming mana pun.

Namun, berdasarkan tren distribusi film lokal berkualitas festival, ada kemungkinan besar film ini akan segera hadir di layanan seperti:

  • Netflix Indonesia

  • Prime Video

  • KlikFilm

  • Bioskop Online

Kamu dapat memantau ketersediaannya melalui JustWatch Perang Kota


Kunjungi Instagram Resmi Perang Kota

Untuk kabar terkini, cuplikan di balik layar, dan info jadwal tayang bioskop, kamu bisa mengunjungi akun Instagram resmi film ini di:
👉 @perangkotafilm


Kesimpulan: Layak Ditonton, Tapi Butuh Kesabaran

Perang Kota adalah karya yang berani dan tidak biasa. Ini bukan film yang akan membuatmu bersorak sorai, tapi lebih seperti pengalaman menonton puisi dalam bentuk gambar bergerak. Bagi pecinta film festival, sejarah, dan drama internal manusia, film ini adalah angin segar.

Namun bagi penonton yang menginginkan hiburan cepat dengan aksi intens, film ini mungkin terasa membosankan. Meski demikian, nilai estetikanya tinggi dan menyisakan kesan mendalam. Karya ini bukan hanya sebuah film, tapi juga upaya menciptakan sinema yang lebih reflektif dan personal.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa genre film Perang Kota?
Perang Kota menggabungkan drama perang, melodrama, dan romansa.

Apakah film ini diadaptasi langsung dari novel Jalan Tak Ada Ujung?
Ya, meskipun terdapat banyak perbedaan naratif dan pendekatan visual.

Apakah tersedia di platform streaming?
Belum tersedia hingga April 2025. Perkiraan akan hadir di Netflix atau Prime Video.

Siapa yang paling mencuri perhatian?
Ariel Tatum sebagai Fatimah tampil paling kuat dan emosional.

Apa kelebihan utama film ini?
Visual sinematik, desain produksi era 1946, dan musik yang kuat secara simbolik.

Apakah cocok untuk semua penonton?
Tidak sepenuhnya. Ini lebih cocok untuk penonton dewasa dan penikmat film indie.


Ayo Nonton dan Dukung Film Lokal!

Jika kamu tertarik dengan film yang tidak biasa, dengan narasi dalam dan visual yang memukau, Perang Kota layak masuk daftar tontonmu. Jangan lupa pantau info ketersediaan streaming resminya dan dukung film Indonesia yang berani tampil beda.

Posted on:
Year:
Duration: 119 Min
Release:
Language:English, Bahasa indonesia, Nederlands
Director: