Watch Petaka Gunung Gede (2025) Streaming

Petaka Gunung Gede (2025)

92544 votes, average 6.0 out of 10

Review Film Petaka Gunung Gede (2025) – Horor Berbalut Drama yang Sarat Kenangan

Film Petaka Gunung Gede (2025) menjadi salah satu film horor Indonesia yang banyak diperbincangkan sejak diumumkan akan tayang di bioskop pada 6 Februari 2025. Mengangkat kisah nyata yang terjadi pada tahun 2007, film ini menghadirkan perpaduan antara horor, drama, dan nostalgia bagi para pendaki gunung.

Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis, yang sebelumnya sukses dengan Di Ambang Kematian dan Pengantin Setan, serta ditulis oleh Upi Avianto bersama Maya Azka—orang yang mengalami kejadian asli—film ini menjanjikan atmosfer horor yang lebih dekat dengan realitas.

Tapi, apakah film ini berhasil menghadirkan pengalaman menonton yang mengesankan? Atau justru terjebak dalam formula horor klise yang sering kita lihat? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!


Sinopsis Film Petaka Gunung Gede

Maya (diperankan oleh Arla Ailani) dan Ita (Adzana Ashel) adalah sahabat sejak kecil. Mereka memutuskan untuk mendaki Gunung Gede bersama Indra (Raihan Khan) dan beberapa teman lainnya saat liburan sekolah.

Pendakian awalnya berjalan lancar hingga Ita tiba-tiba mengalami kelelahan ekstrem, pingsan, dan bahkan kesurupan. Situasi semakin menyeramkan ketika mitos lokal tentang larangan perempuan yang sedang menstruasi mendaki gunung terbukti membawa bencana.

Teror mulai menghantui mereka satu per satu, hingga Ita mengalami nasib tragis. Maya yang tak percaya begitu saja dengan mitos tersebut mulai mencari jawaban di balik kejadian mengerikan ini. Apakah Ita benar-benar melanggar aturan adat? Atau ada sesuatu yang lebih gelap yang mengintai mereka?


Review Film Petaka Gunung Gede

1. Drama yang Kuat, Horor yang Kurang Mengigit

Alih-alih menampilkan ketakutan yang intens, film ini lebih menonjolkan unsur drama dalam persahabatan Maya dan Ita. Beberapa penonton merasa horor dalam film ini tidak cukup menyeramkan, bahkan beberapa adegan kesurupan lebih terasa konyol daripada menakutkan.

Namun, bagi penonton yang mengharapkan lebih dari sekadar jumpscare dan ingin melihat sisi emosional dari kisah nyata ini, elemen drama dalam film cukup solid. Chemistry antara Arla Ailani dan Adzana Ashel juga berhasil membuat hubungan Maya dan Ita terasa nyata dan menyentuh.

2. Visual yang Memanjakan Mata

Salah satu kekuatan terbesar film ini adalah sinematografinya. Lokasi syuting yang benar-benar dilakukan di Gunung Gede memberikan kesan autentik yang kuat. Adegan-adegan seperti mendaki jalur berbatu, menyeberangi jembatan kayu yang memiliki cerita mistis, hingga suasana magis Alun-Alun Suryakencana terasa sangat nyata dan membangkitkan nostalgia bagi para pendaki gunung.

Namun, efek CGI untuk sosok makhluk gaib yang muncul dalam film ini tampaknya kurang maksimal. Banyak yang merasa bahwa desain makhluk halus yang dihadirkan tampak kurang menyeramkan dan terkesan seperti sekadar tempelan dalam cerita.

3. Misteri yang Bisa Ditebak, Penyelesaian Terburu-buru

Sejak awal film, petunjuk mengenai siapa “penjahat sebenarnya” dalam cerita ini sudah terlalu jelas. Hal ini membuat elemen kejutan di akhir terasa kurang efektif.

Selain itu, penyelesaian konflik terasa terburu-buru. Beberapa penonton merasa bahwa alur cerita yang awalnya menarik justru menjadi dangkal karena terlalu fokus pada adegan teror, alih-alih membangun narasi yang lebih kompleks.

Namun, ada satu hal yang cukup menarik: pemilihan lagu Sebuah Kisah Klasik dari Sheila on 7 sebagai bagian dari ending film. Lagu ini memberikan nuansa nostalgia yang cukup mengena bagi banyak penonton, terutama bagi mereka yang memiliki kenangan mendaki gunung pada era yang sama dengan kisah film ini.


Perkiraan Ketersediaan di Platform Streaming

Saat artikel ini ditulis, Petaka Gunung Gede masih tayang di bioskop dan belum tersedia untuk layanan streaming. Namun, berdasarkan tren film horor Indonesia sebelumnya, kemungkinan besar film ini akan tersedia di beberapa platform seperti:

  • Netflix – Banyak film horor Indonesia sebelumnya telah rilis di sini setelah tayang di bioskop.
  • Disney+ Hotstar – Platform ini juga sering menayangkan film horor Indonesia.
  • Prime Video – Alternatif lain yang juga sering mendapatkan hak streaming film lokal.
  • Vidio – Beberapa film horor Indonesia telah rilis di sini setelah masa tayang di bioskop berakhir.

Untuk memantau ketersediaan film ini di platform streaming, kamu bisa cek di JustWatch.

Selain itu, informasi resmi mengenai perilisan film ini dapat ditemukan di situs resmi Star Vision melalui tautan berikut: KlikStarVision.


Kesimpulan

Kelebihan:
✅ Sinematografi yang memanjakan mata, terutama bagi para pendaki gunung.
✅ Chemistry antar karakter yang kuat, terutama hubungan Maya dan Ita.
✅ Unsur drama yang solid dan emosional.

Kekurangan:
❌ Horor yang terasa kurang menyeramkan dan cenderung berulang.
❌ Penyelesaian konflik terasa terburu-buru dan misteri mudah ditebak.
❌ CGI makhluk halus yang kurang memuaskan.

Sebagai film horor berbasis kisah nyata, Petaka Gunung Gede lebih mengedepankan drama dan kenangan pendakian ketimbang ketakutan yang mencekam. Meskipun memiliki kelemahan dalam aspek horor dan penyelesaian cerita, film ini tetap bisa dinikmati, terutama bagi mereka yang ingin melihat representasi mendaki gunung di layar lebar.

Apakah kamu sudah menonton Petaka Gunung Gede? Bagaimana pendapatmu tentang film ini? Bagikan pengalaman dan opini kamu di kolom komentar! Jangan lupa untuk terus pantau ketersediaan film ini di layanan streaming favoritmu!

Posted on:
Views:44
Year:
Duration: 98 Min
Country:
Release:
Language:Bahasa indonesia