Review Film: Tak Ingin Usai di Sini (2025) – Kisah Cinta, Pengorbanan, dan Keabadian Rasa
“Tak Ingin Usai di Sini” (2025) adalah film drama romantis Indonesia yang diarahkan oleh Robert Ronny. Film ini merupakan remake dari film Korea populer More Than Blue, mengangkat kisah cinta yang tragis namun sangat menyentuh hati. Dengan kekuatan naskah dan penampilan memikat dari para aktor utama, film ini berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi para penontonnya.
Film ini dirilis secara resmi di bioskop Indonesia pada 5 Juni 2025, dan langsung menjadi perbincangan di media sosial serta komunitas pecinta film.
Sinopsis Film: Sebuah Cinta yang Tak Pernah Usai
Cerita berpusat pada dua karakter utama: K (diperankan oleh Bryan Domani) dan Cream (Vanesha Prescilla). Mereka telah bersama sejak masa sekolah dan hidup satu atap sebagai sahabat dekat. Namun, di balik hubungan yang tampak harmonis itu, K menyimpan rahasia besar — ia mengidap penyakit kanker yang mematikan.
K yang menyadari waktu hidupnya tinggal sedikit, memutuskan untuk mencarikan pasangan terbaik untuk Cream agar ia tidak merasa kesepian setelah kepergiannya. Pilihan K jatuh kepada Armand (Rayn Wijaya), seorang dokter yang juga sedang mengalami luka hati. Proses ini menjadi awal dari dilema emosional yang rumit, karena cinta yang tak terungkap sering kali menjadi yang paling menyakitkan.
Penggarapan Cerita: Manis, Pahit, dan Menyesakkan
Salah satu kekuatan dari film ini adalah bagaimana ia menyampaikan cerita dengan pendekatan yang manusiawi dan jujur. Tidak ada dramatisasi berlebihan, tetapi justru membuatnya terasa realistis dan relatable. Unsur cinta yang tidak bisa dimiliki sepenuhnya terasa menyakitkan, namun disampaikan dengan kelembutan.
Beberapa penonton merasa alur cerita terlalu datar tanpa puncak klimaks yang mengejutkan. Namun, bagi banyak orang, inilah keunggulan film ini — kesederhanaan yang mengena. Struktur naratif yang maju mundur juga menambah dimensi emosional, walau memang agak membingungkan di beberapa bagian karena tidak adanya penanda waktu yang jelas.
Penampilan Aktor: Chemistry yang Tulus
Bryan Domani tampil luar biasa sebagai K. Ia berhasil menyampaikan rasa sakit yang dipendam dalam diam, cinta yang tak tersampaikan, dan keputusasaan yang penuh pengorbanan. Vanesha Prescilla juga tampil kuat sebagai Cream, meskipun beberapa penonton merasa karakternya terlalu “stereotip” dan kurang eksplorasi.
Chemistry keduanya sangat natural dan menyentuh, membuat penonton larut dalam setiap momen — dari tawa kecil hingga air mata yang tertahan. Karakter pendukung seperti Armand (Rayn Wijaya) dan Vero (Davina Karamoy) juga tampil cukup solid dan mendukung dinamika konflik yang ada.
Sinematografi dan Musik: Indah Namun Tidak Berlebihan
Secara visual, film ini cukup memanjakan mata. Ada beberapa shot yang sangat artistik, terutama penggunaan polaroid sebagai simbol kenangan dan waktu yang tak bisa diulang. Namun sayangnya, beberapa lagu pengiring terasa kurang cocok dengan suasana adegan.
Soundtrack utama dari Rossa cukup menyentuh dan relevan dengan tema besar film ini. Musiknya tidak mencuri perhatian, namun cukup mengalir untuk membangun atmosfer haru.
Ketersediaan Streaming: Kapan Bisa Tonton Online?
(Saat artikel ini ditulis – Juni 2025), Tak Ingin Usai di Sini masih belum tersedia di platform streaming manapun secara resmi. Namun, berdasarkan pola distribusi film-film lokal sebelumnya, besar kemungkinan film ini akan hadir di platform seperti:
- Netflix Indonesia (karena film Robert Ronny sebelumnya ditayangkan di sini)
- Vidio (platform lokal yang aktif menayangkan film Indonesia)
- Disney+ Hotstar (memiliki banyak katalog film lokal)
Untuk memantau ketersediaan streaming film ini, kunjungi tautan berikut: 👉 JustWatch Indonesia – Tak Ingin Usai di Sini
Ikuti juga perkembangan terbaru melalui akun Instagram resminya: 👉 Instagram Tak Ingin Usai di Sini
Kesimpulan: Film Tentang Cinta, Kehilangan, dan Pengorbanan
“Tak Ingin Usai di Sini” adalah sebuah film yang layak mendapat perhatian karena menyuguhkan cerita yang emosional dan relevan. Bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang bagaimana seseorang menjadi seluruh dunia bagi orang lain. Ketika kehilangan datang, bukan hanya tubuh yang hancur — tetapi seluruh semesta terasa runtuh.
Meskipun ada beberapa kekurangan dari segi alur dan pengembangan karakter, film ini tetap berhasil menyampaikan pesan dengan cara yang lembut dan menyayat. Jika Anda mencari tontonan yang menggugah emosi dan penuh makna, film ini adalah pilihan yang tepat.
Sudahkah Anda menyaksikan “Tak Ingin Usai di Sini”? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar blog ini. Jika belum, jangan lupa untuk memantau platform streaming favorit Anda dan aktifkan notifikasi agar tidak ketinggalan saat film ini tersedia.
Dan jika Anda menyukai film-film dengan tema cinta yang dalam dan menyentuh, simak juga rekomendasi lainnya di blog ini!
