Review Film Tenung (2025): Ketika Teror Mistis dan Drama Keluarga Beradu dalam Cerita yang Gagal Total
Film horor Indonesia kembali diramaikan dengan karya terbaru sutradara veteran Rizal Mantovani, berjudul Tenung (2025). Film ini merupakan adaptasi dari novel horor karya Risa Saraswati dan Dimas Tri Adityo, yang dikenal lewat kisah mistis dan atmosfer yang kental dengan budaya lokal. Namun, sayangnya, Tenung menjadi salah satu film adaptasi yang gagal memenuhi ekspektasi, terutama bagi para penikmat novel aslinya.
❗ Saat artikel ini ditulis, Tenung (2025) belum tersedia di platform streaming manapun. Namun, diperkirakan film ini akan segera hadir di layanan streaming lokal seperti Disney+ Hotstar, Netflix Indonesia, atau Prime Video mengingat rekam jejak film produksi MD Pictures sebelumnya.
🎬 Cek ketersediaan streaming di JustWatch Indonesia – Tenung
📱 Ikuti kabar resmi dari film ini di Instagram Resmi Tenung
Sinopsis Film Tenung (2025)
Mengambil latar yang penuh nuansa mistis dan konflik keluarga, Tenung bercerita tentang Ira (Aisyah Aqilah), yang tinggal bersama ibunya, Linda (Seroja Hafiedz). Kehidupan mereka berubah drastis saat Linda tiba-tiba mengalami gangguan fisik dan mental tanpa penjelasan medis. Ia berhalusinasi, meracau, bahkan terlihat seperti dirasuki kekuatan jahat.
Karena tak sanggup menangani ibunya seorang diri, Ira memanggil kakak-kakaknya, Ara dan Ari, untuk pulang dan membantu. Namun semuanya terlambat—Linda meninggal dunia dalam kondisi misterius. Teror belum berakhir. Saat jenazah Linda dilompati oleh kucing hitam, mitos kuno terwujud: arwah Linda kembali, tapi bukan sebagai manusia lagi.
Kelebihan: Premis Menarik dan Visual yang Lumayan
Satu hal yang tidak bisa diabaikan dari Tenung adalah premisnya yang cukup kuat. Mengangkat tema tenung, santet, dan mitos kucing hitam, film ini sebetulnya memiliki potensi besar untuk menjadi film horor yang menyuguhkan teror dengan pendekatan budaya lokal.
Dari sisi produksi, rumah besar tempat syuting berhasil membangun suasana mencekam yang cukup meyakinkan. CGI-nya pun, meski tidak sempurna, lumayan rapi untuk ukuran film horor Indonesia. Beberapa adegan seperti tangan panjang dan sosok ibu berleher menjulur terlihat cukup seram—walau sayangnya di saat yang sama juga memicu tawa karena terasa berlebihan.
Kekurangan: Plot Berantakan dan Jumpscare Tak Berjiwa
Sayangnya, kekuatan Tenung berhenti di premis. Alur cerita terasa terburu-buru, banyak plot hole, dan terlalu mengandalkan jumpscare repetitif yang membuat penonton kelelahan. Adegan demi adegan seperti terpotong paksa tanpa transisi logis. Bahkan mitos utama tentang tenung dan kucing hitam pun tidak digali lebih dalam—sekadar elemen tempelan tanpa makna yang kuat.
Klimaks film sangat mengecewakan. Alih-alih menutup dengan penyelesaian yang memuaskan, penonton justru dilempar ke twist murahan yang tidak berdampak emosional sama sekali. Karakter ibu Linda yang seharusnya menjadi pusat konflik pun tidak mendapatkan screen time masa lalu yang layak.
Performansi Akting: Kurang Menggigit
Aisyah Aqilah sebagai Ira tampil cukup solid, tapi tidak sampai memberikan dampak emosional mendalam. Karakter lainnya seperti Ara dan Ari terkesan hadir hanya sebagai pelengkap cerita. Tidak ada karakter dengan pembangunan kuat atau motivasi jelas. Bahkan villain-nya sendiri terasa generik dan tidak mengancam.
Satu hal yang membuat frustasi adalah bagaimana film ini menyia-nyiakan potensi dari isu abuse dalam keluarga, trauma masa lalu, dan ketakutan psikologis, yang seharusnya bisa menjadi tulang punggung cerita horor yang kuat.
Elemen Produksi: Musik dan Lighting yang Berlebihan
Audio film ini seringkali terlalu keras dan mengganggu. Musik latar dibangun bukan untuk memperkuat suasana, tapi malah membuat adegan kehilangan keaslian. Lighting pun tidak konsisten—terkadang terlalu gelap hingga detail penting terlewat.
Sutradara Rizal Mantovani tampaknya lebih fokus pada visual menyeramkan dan efek dadakan ketimbang membangun atmosfer dan narasi. Beberapa CGI malah membuat penonton tertawa, alih-alih takut. Bahkan desain dukun yang berdasi menjadi bahan candaan karena begitu tidak masuk akal di dunia film ini.
Potensi Streaming: Kapan Tenung Tayang Online?
Meski Tenung belum tersedia secara resmi di platform streaming Indonesia, berikut ini prediksi platform yang mungkin akan menayangkan film ini:
-
Disney+ Hotstar – Mengingat banyak film MD Pictures sebelumnya tayang di sini.
-
Netflix Indonesia – Jika ingin menjangkau pasar global.
-
Prime Video – Platform ini juga kerap memuat film horor lokal dengan cepat.
➡️ Untuk update ketersediaan streaming terbaru, kunjungi JustWatch Tenung (2025)
Kesimpulan: Tenung adalah Horor Setengah Hati
Sebagai penggemar horor dan pembaca novel Risa Saraswati, film Tenung adalah salah satu adaptasi yang sangat mengecewakan. Cerita yang seharusnya bisa menyentuh sisi emosional dan mencekam malah jadi parade jumpscare tanpa makna. Elemen horornya generik, naskahnya tidak matang, dan penyutradaraannya lemah.
Apakah layak ditonton?
Jika Anda ingin horor dengan pesan dan kedalaman cerita, ini bukan filmnya. Tapi kalau sekadar ingin menonton hiburan horor dengan gaya tahun 2000-an dan beberapa visual aneh, Tenung masih bisa ditoleransi.
Pantau Update Streaming Tenung & Bagikan Pendapatmu!
Jangan lewatkan kabar terbaru seputar ketersediaan film ini secara online:
-
🔍 Cek JustWatch Tenung (2025)
-
📱 Follow Instagram @tenungfilm untuk update langsung dari tim produksi.
Sudah menonton Tenung? Bagikan pendapat dan pengalaman kamu di kolom komentar. Apakah kamu setuju film ini gagal? Atau justru merasa ada sisi menariknya? Yuk, diskusi!